Pemerintahan Raja Charles III memasuki masa yang penuh gejolak karena dokumen yang baru dirilis dari kasus Jeffrey Epstein melibatkan saudaranya, Pangeran Andrew, dalam tuduhan yang sangat merugikan. Rilis dokumen-dokumen ini oleh Departemen Kehakiman AS telah memicu gelombang pengawasan baru atas hubungan keluarga kerajaan dengan terpidana pelaku kejahatan seks, sehingga mengancam akan membayangi masa awal pemerintahan Charles.
Skandal yang Muncul Kembali
Di antara materi yang dirilis adalah gambar Pangeran Andrew yang sedang bersantai dengan beberapa wanita muda, yang dilaporkan diambil di Sandringham, kawasan kerajaan. Ghislaine Maxwell, rekan konspirator Epstein, muncul di latar belakang sambil tersenyum. Gambar ini, ditambah dengan laporan pesta eksplisit yang diselenggarakan oleh Andrew untuk Maxwell pada tahun 2000, memicu tuduhan bahwa pihak kerajaan secara sadar berhubungan dengan individu yang terlibat dalam perdagangan seks.
Pertanyaan Institusional
Sejarawan kerajaan Robert Jobson menuduh bahwa peserta perayaan ulang tahun tahun 2000 menemukan kamar mandi penuh dengan bahan-bahan eksplisit, termasuk popper, pelumas, dan kondom. Meskipun tidak ada tuntutan pidana yang diajukan terhadap Andrew, para ahli seperti Andrew Lownie menunjukkan bahwa akses Epstein ke istana bukanlah suatu kebetulan. Lemahnya keamanan, menurut mereka, menunjukkan penilaian yang buruk atau kelalaian yang disengaja dalam keluarga kerajaan.
Implikasi Warisan
Skandal ini merupakan ancaman langsung terhadap warisan Raja Charles. Sifat rilis dokumen lebih lanjut yang tidak dapat diprediksi di bawah pemerintahan Trump menambah ketidakpastian. Media telah menyebut situasi ini sebagai “mimpi buruk menjelang Natal” bagi monarki, dan media seperti The Daily Mail menggambarkan pengungkapan tersebut sebagai “menghantui” dan “invasi” terhadap privasi kerajaan.
File Epstein bukan sekadar masalah privasi; mereka mengungkap kerentanan sistemik dalam monarki, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan akuntabilitas.
Munculnya kembali tuduhan ini kemungkinan akan memperdalam ketidakpercayaan publik terhadap keluarga kerajaan dan memaksa Charles untuk menghadapi lingkungan yang semakin tidak bersahabat. Skandal ini menggarisbawahi bayang-bayang kesalahan Pangeran Andrew dan potensinya mengganggu stabilitas reputasi monarki.


























